PELESTARIAN BUDAYA SUNDA MELALUI PROGRAM REBO NYUNDA DI KOTA BANDUNG

  • Amalia Djuwita Universitas Padjadjaran Bandung
Keywords: Communication, participation, sustainable development

Abstract

The environment is also called the natural environment is a phenomenon that forms around life rather than humans, either biotic or abiotic. The surrounding phenomenon that affects people is not limited to physical factors solely, on the contrary social factors play an important role to explain how human activity can affect the environment and the natural surroundings. The essence and falsafa of development is a change, growth and equity in all fields and dimensions to a better state. Development communication is part of a major process that requires social, economic, political and cultural change in line with the requirements of the local community. The simultaneous formulation of information dissemination carried out by radio, is no longer the only option of society, because the community has designed and determined what information they need. Television broadcasting has an influence on patterns of public action to model, imitate information gained through impressions. Community participation in safeguarding the environment to achieve harmonious and balanced development is the driving and driving force for social change to achieve sustainable development.

Budaya tradisional yang telah diwariskan secara turutn temurun di berbagai daerah,khususnya di Jawa Barat yang lebih dikenal dengan adat budaya Sunda pada saat ini telah tersisihkan dengan kehadiran budaya yang lebih bersifat nasional bahkan budaya dari negara asing sehingga menyebabkan generasi muda Sunda kurang memahami tentang penggunaan hal ihwal yang berkaitan dengan budaya leluhurnya,diantaranya dalam perilaku berkomunikasi dalam bahasa Sunda secara baik dan benar. Untuk menanamkan kesadaran untuk mencintai budaya Sunda, maka Pemerintah Kota Bandung telah menetapkan kebijakan Program “Rebo Nyunda” dimana pada setiap hari Rabu dalam kegiatan acara yang diselenggarakan para peserta kegiatan diwajibkan menggunakan pakaian tradisional serta berkomunikasi dalam Bahasa Sunda.Hal itu bertujuan sebagai salah salah satu upaya dalam rangka pelestarian budaya tradisional.Dengan memperhatikan keberadaan Kota Bandung yang menjadi titik sentral Provinsi Jawa Barat ,maka upaya implementasi program telah berdampak positif terhadap daerah-daerah lainnya di Jawa Barat bahkan terhadap masyarakat etnis Sunda yang berada diperantauan. Penulis mencoba melakukan penelitian dengn metode kualitatif terhadap fenomena yang terjadi dalam kontek Program “Rebo Nyunda”, dengan melakukan pengamatan dan observasi langsungdi lapangan,melakukan kajian terhadap literatur yang bisa ditemukan serta menggali informasi dari berbagai nara sumber melalui teknik wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa Implementasi Program “Rebo Nyunda”” secara umum belum berlangsung optimal, akan tetapi telah memiliki dampak positif terhadap peningkatan kesadaran berkomunikasi dalam bahasa Sunda, penggunaan pakaian adat Sundaserta mendorong masyarakat daerah lain di Jawa Barat bahkan terhadap masyarakat Sunda yang berada di perantauan untuk mulai ikut melestarikan budaya leluhurnya.

References

-
Published
2019-10-21
How to Cite
Djuwita, A. (2019). PELESTARIAN BUDAYA SUNDA MELALUI PROGRAM REBO NYUNDA DI KOTA BANDUNG. Jurnal Inovasi, 13(2), 101–114. https://doi.org/10.33557/jurnalinovasi.v13i2.614
Section
Articles
Abstract viewed = 3303 times