Jurnal Ilmiah Psyche

Kontrol Diri dan Pembelian Impulsif Produk Kecantikan Pada Anggota Komunitas Discountfess Pengguna E-Commerce

2024-01-12T09:43:56+07:00

Abstract : The tendency of impulsive buying is the behavior of buying a product suddenly and without any planning beforehand. One of the factors that affect impulsive buying is self-control. The purpose of this study was to determine the relationship between self-control and the tendency of impulsive buying to purchase beauty products among members of the e-commerce user Discountfess community. Discountfess is a community formed on Twitter and Telegram. This community functions as a forum for people who look for a discount offer in an e-commerce shopping platform like to inform or just to show off the discounts they get. The instrument of this study used The Impulsive buying Tendency Scale (IBTS) developed by Verplanken & Herabadi to measure the scale of impulsive buying variables and The Brief Self-control Scale developed by Tangney to measure self-control variables. Participants in this study were 224 members of the Discountfess community both on Twitter and Telegram. The sampling technique used in this study was the convenience sampling technique. In order to determine the sample in this research, the researcher used a non-probability sampling technique with purposive sampling. For hypothesis data analysis testing, the researcher relies on Spearman Rho product-moment correlation supported with SPSS version 26 program as the data processing. The results showed that there was a significant negative relationship with a correlation coefficient value of 0,648 and significance value of 0.000 (p < 0,05) between self-control and impulsive buying tendencies in members of the Discountfess community who used e-commerce. Therefore, the reacherser’s hypothesis was rejected.

Keywords: E-Commerce Community; Impulsive Buying Tendency; Self-Control

Abstrak Impulsive buying adalah perilaku membeli suatu produk secara tiba-tiba dan tanpa direncanakan sebelumnya. Salah satu faktor yang memengaruhi impulsive buying adalah self-control. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara self-control dengan impulsive buying pembelian produk kecantikan pada anggota komunitas Discountfess pengguna e-commerce. Discountfess merupakan komunitas yang terbentuk di media sosial Twitter dan Telegram dan berfungsi sebagai wadah bagi para pemburu diskon menginformasikan dan memamerkan hasil diskon yang mereka dapatkan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala The Impulse Buying Tendency Scale (IBTS) yang dikembangkan oleh Verplanken dan Herabadi untuk mengukur variabel impulsive buying dan skala Brief Self-control Scale yang dikembangkan oleh Tangney untuk mengukur variabel self-control. Partisipan dalam penelitian ini adalah 224 anggota komunitas Discountfess baik di media sosial Twitter maupun Telegram. Partisipan diperoleh dengan teknik accidental sampling, Guna menentukan sampel dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik non-probability sampling dengan jenis purposive sampling. Analisis data

yang digunakan untuk uji hipotesis berpacuan pada korelasi product moment Spearman Rho dengan bantuan program pengolahan data SPSS versi 26. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara self-control dan impulsive buying pada anggota komunitas Discountfess pengguna e-commerce dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,648 dan skor signifikasi 0,000 (p < 0,05). Maka dari itu, hipotesis peneliti ditolak.

Kata kunci: Impulsive Buying; Komunitas E-Commerce; Self-Control

Perilaku Ghosting Pengguna Aplikasi Kecan: Harga Diri dan Kecemasan Sosial Sebagai Prediktor

2024-01-12T09:44:20+07:00

Abstrak : Harga diri dan kecemasan sosial menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku ghosting. Individu dengan harga diri rendah cenderung akan mengakhiri hubungan karena penghindaraan dan tidak terpenuhinya kebutuhan keterikatan. Sementara individu dengan kecemasan sosial tinggi tidak dapat mempertahankan hubungan karena individu cenderung tidak dapat menerima evaluasi dari orang lain. Hal tersebut menyebabkan berakhirnya hubungan yang mengarah kepada perilaku ghosting. Perilaku ghosting umumnya terjadi pada pengguna aplikasi kencan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran harga diri dan kecemasan sosial terhadap perilaku ghosting pengguna aplikasi kencan. Partisipan penelitian sebanyak 203 emerging adults (18-25 tahun), melakukan ghosting 6 bulan sebelum penelitian dilakukan, pengguna aplikasi kencan. Metode penelitian yaitu kuantitatif korelasional. Berdasarkan hasil analisa pada uji korelasi variabel harga diri dan perilaku ghosting menghasilkan r(203)= -0.356, p= 0.000 < 0.05 artinya terdapat hubungan negatif. Namun pada variabel kecemasan sosial terhadap perilaku ghosting menghasilkan r(203)= 0.068, p= 0.334 > 0.05 artinya tidak terdapat korelasi yang signifikan. Uji regresi berganda dilakukan untuk melihat peran harga diri dan kecemasan sosial terhadap perilaku ghosting, menghasilkan p= 0.286, R= 0.363, R²= 0.132. Hasil menunjukan bahwa harga diri dan kecemasan sosial berperan sebesar 13.2%. Implikasi penelitian untuk membuat kesadaran atas perilaku ghosting sehingga dapat mencegah.

Kata Kunci: Perilaku ghosting, harga diri, kecemasan sosial, aplikasi kencan

Abstract : Increasing self-esteem and social anxiety are factors influencing ghosting behavior. Individuals with low self-esteem tend to end relationship due to avoidance and unfulfilled attachment needs. Meanwhile, individuals with high social anxiety cannot sustain relationship because they tend to struggle with accepting evaluation from other. This leads to the termination of relationships that culminate in ghosting behavior. Ghosting behavior is commonly observed among user of dating app. This study aims to examine the roles of self-esteem and social anxiety in the ghosting behavior of dating app users. The participants in the study were 203 emerging adults (18 – 25 years old) who had engaged in ghosting 6 month prior to the study and were users of dating apps. The research method employed was quantitative correlational analysis. The analysis of the correlation between self-esteem and ghosting behavior yielded r(203)= -0.356, p= 0.000 < 0.05, indicating a negative. However, the correlation between social anxiety and ghosting behavior resulted in r(203)= 0.068, p = 0.334 > 0.05, suggesting no significant correlation. Multiple regression analysis was conducted to explore the roles of self-esteem and social anxiety in ghosting behavior, yielding p= 0.286, R = 0.363, R²= 0.132. The findings indicate that self-esteem and social anxiety collectively account for 13.2% of variance in ghosting behavior. The remaining 86.8% is influenced by factors beyond the predictor variables. The implication of this research including raising awareness of ghosting behavior to facilitating preventive measures.

Key word: ghosting behavior, self-esteem, social anxiety, dating app

Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Kesejahteraan Psikologis Karyawan di PT Primayudha Mandirijaya Kabupaten Boyolali Jawa Tengah

2024-01-12T09:44:27+07:00

Abstract : The purpose of the study was to determine whether there is a relationship between transformational leadership style and psychological well-being of permanent employees of the production department who work at PT. Primayudha Mandirijaya. This research uses quantitative methods and descriptive statistical analysis, with pearson product moment techniques. Determinant of non-probability sampling technique with a total sample of 83 permanent employees of the production department at PT. Primayudha Mandirijaya. The measuring instruments used in this study were the mulmultifactor leadership scale developed by Bass and Avolio (1995) and the psyho logical well-being scales developed by Ryff (1989). The results of the analysis were obtained with a number of 0,435 and a significance value of 0.000 (< p 0.05), meaning that there is a positive and significant relationship between transformational leadership style and psychological well-being in permanent employees of the production department at PT. Primayudha Mandirijaya in Ampel, Boyolali District. This means that the higher the transformational leadership style, the higher the psychological well-being, conversely, the lower the transformational leadership style, the lower the psychological well-being.

Keywords: Transformational leadership, psychological well-being, production

department

Abstrak : Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional dan kesejahteraan psikologis karyawan para karyawan tetap bagian produksi yang bekerja di PT. Primayudha Mandirijaya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan analisa statistik deskriptif, dengan tehnik pearson product moment. Penentu teknik pengambilan sampel non probability sampling dengan jumlah sampel sebanyak 83 karyawan tetap bagian produksi di PT. Primayudha Mandirijaya. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah mulmultifactor leadership scale yang dikembangkan oleh Bass dan Avolio (1995) dan psyhological well-being scales dikembangkan oleh Ryff (1989). Hasil analisa diperoleh dengan angka 0,435 dan nilai signifikansi 0,000 (< p 0,05) artinya terdapat hubungan positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional dan kesejahteraan psikologis pada karyawan tetap bagian produksi di PT. Primayudha Mandirijaya di Ampel Kab. Boyolali. Artinya semakin tinggi gaya kepemimpinan transformasional maka semakin tinggi pula kesejahteraan psikologis, sebaliknya semakin rendah gaya kepemimpinan transformasional maka semakin rendah juga kesejahteraan psikologis.

Kata Kunci : Kepemimpinan transformasional, kesejahteraan psikologis, departemen produksi

Hope Sebagai Mediator Pengaruh Authentic Leadership Terhadap Work Engagement Pada Anggota Polisi

2024-01-12T09:44:31+07:00

Abstract : The work engagement of Indonesian National Police can provide a good performance to organization. One of the factors that can improve hope towards work engagement of Indonesian National Police is the style of leadership. Therefore, aiming to identify the influence of authentic leadership over work engagement, this study applies hope as the mediator variable. Using non-experimental quantitative as the research design, the subject involves 163 members of Sabhara Division of Indonesian National Police performing purposive sampling. The instrument of work engagement data collection is measured using Utrecht Work Engagement Scale (UWES-17), authentic leadership using Authentic Leadership Questionnaire (ALQ), and hope using the Adult State Hope Scale (ASHS). The data is analyzed using Mediated Regression Analysis (MRA) process by Hayes. The result shows that (1) authentic leadership positively impacts on work engagement, (2) authentic leadership positively impacts on hope, (3) hope positively impacts on work engagement, and (4) hope performs as the mediator of the influence of authentic leadership on work engagement.

Keywords: authentic leadership, hope, work engagement.

Abstrak : Work engagement anggota Polri dapat memberikan performa organisai yang lebih baik. Gaya kepemimpinan di organisasi merupakan faktor yang meningkatkan hope terhadap work engagement anggota Polri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara authentic leadership terhadap work engagement dengan hope sebagai variabel meditor. Desain penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif non eksperimental. Subjek penelitian ini adalah anggota Polri Divisi Sabhara berjumlah 163 anggota kepolisian, dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen pengumpulan data work engagement diukur menggunakan Utrecht Work Engagement Scale (UWES-17), authentic leadership diukur menggunakan Authentic Leadership Questionnaire (ALQ), dan hope diukur menggunakan The Adult State Hope Scale (ASHS). Data dianalisis menggunakan Mediated Regression Analysis (MRA) process oleh Hayes. Hasil penelitian yang didapatkan (1) authentic leadership berpengaruh positif terhadap work engagement (2) authentic leadership berpengaruh positif terhadap hope (3) hope berpengaruh positif terhadap work engagement (4) hope berperan sebagai mediator pengaruh authentic leadership terhadap work engagement.

Kata kunci : authentic leadership, hope, work engagement.

Perilaku Intensi Kecurangan ditinjau dari Kepuasan Kerja Pada Pegawai Pelayanan Di Kota Palembang

2024-01-12T09:44:37+07:00

Abstract :The fraudulent behaviour of an employee in the company is an act of corruption by using the profits obtained for personal interest and not distributing them to other parties who should also gain, the exploitation of the assets of the employee using the company's facilities. Then the research was carried out with the connection between job satisfaction and the intensity of fraud in the service officers in the City of Palembang. This research population is a staff member of the Palembang tax service with a total of 370 staff members of Palembang's service with purposive sampling techniques. The results of simple regression research using the SPSS program showed a coefficient of staff member palembang with the number of subjects as many as 370 staff member Palembang obtaines with the Purposive Sampling technique.The results of the analysis show that there is a very defining relationship between job satisfaction and the intensity of fraud in the service staff in Palembang City.

Keywords: job satisfaction, fraud intensity, service

Abstrak : Perilaku kecurangan dalam perusahaan yang terjadi dilakukan pegawai yaitu tindakan korupsi dengan cara menggunakan sendiri keuntungan yang didapat demi kepentingan pribadi dan tidak membagikan kepada pihak lain yang seharusnya juga mendapatkan keuntungan, penyalagunaan asset pegawai yang memanfaatkan fasilitas perusahaan. Perilaku kecurangan terjadi disebabkan kareha ketidakpuasan yang diperoleh dalam pekerjaan yang diterima selama bekerja. Maka dilakukanlah penelitian dengan adanya hubungan antara kepuasan kerja dengan intensi kecurangan pada pegawai pelayanan di Kota Palembang. Populasi penelitian ini merupakan pegawai pelayanan di Kota Palembang dengan jumlah 370 pegawai pelayanan di Kota Palembang yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian regresi sederhana menggunakan program SPSS menunjukkan koefisien pegawai palembang dengan jumlah subjek sebanyak 370 pegawai palembang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian regresi sederhana menggunakan program SPSS menunjukan koefisien korelasi (r) sebesar 0,961 koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,923 serta nilai p=0,000 p<0,05.Hasil Analisa menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat sifnifikan antara kepuasan kerja dengan intensi kecurangan pada pegawai pelayanan di Kota Palembang.

Kata Kunci : Kepuasan Kerja, Intensitas Kecurangan, Pelayanan

Analisa Intensitas Penggunaan Media Sosial dan Adiksi Internet Pada Mahasiswa Universitas Bina Darma

2024-01-12T09:44:47+07:00

Abstract: The objective of this study is to establish the correlation between the level of social media usage and internet addiction among students at Bina Darma University, exploring the contributing factors and negative consequences of internet addiction on afflicted students. The hypothesis posits that there exists a connection between the intensity of social media usage and internet addiction among Bina Darma University students. The research employs a mixed-method approach, with a sample size comprising 226 students from Bina Darma University, and three students participating in interviews. Data collection utilizes purposive sampling, and the measurement tools include the social media usage intensity scale and the internet addiction scale. The analytical method applied in this research involves simple regression analysis. The findings reveal a highly significant relationship between the intensity of social media usage and internet addiction in Bina Darma University students, indicated by a correlation coefficient (r) of 0.205, a coefficient of determination (R²) of 0.042, and a p-value of 0.002 (p<0.001) in the simple regression test.

Keywords: analysis, intensity, social media, internet addiction

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara tingkat intensitas penggunaan media sosial dan adiksi internet pada mahasiswa Universitas Bina Darma. Selain itu, penelitian ini juga mengeksplorasi faktor penyebab dan dampak negatif dari adiksi internet pada mahasiswa yang terkena dampaknya. Hipotesis penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan antara intensitas penggunaan media sosial dan adiksi internet pada mahasiswa Universitas Bina Darma. Metode penelitian yang diterapkan adalah metode kombinasi (Mixed Method). Sampel penelitian terdiri dari 226 mahasiswa Universitas Bina Darma, sementara tiga mahasiswa diwawancarai sebagai subjek penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik purposive sampling, dengan menggunakan skala intensitas penggunaan media sosial dan skala adiksi internet sebagai alat ukur. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi sederhana. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan media sosial dan adiksi internet pada mahasiswa Universitas Bina Darma, dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,205, koefisien determinasi (R²) sebesar 0,042, dan nilai p = 0,002 (p<0,001) pada uji regresi sederhana.

Kata kunci: analisis, intensitas, media sosial, adiksi internet